Rabu, 09 Oktober 2013

Kisah Seorang Nelayan dan Jin-Bagian 6

Diposting oleh Unknown di 02.45
Kisah Suami yang Membunuh Burung Nurinya

Adalah seorang saudagar yang sangat pencemburu. Ia memiliki seorang istri yang sangat cantik. Karena sifat pencemburunya, ia hampir tidak pernah mengijinkan istrinya keluar rumah.
Suatu hari si saudagar harus bepergian selama beberapa hari ke luar kota. Karena ia takut istrinya berbuat macam-macam selama kepergiannya, maka ia pergi ke sebuah took burung dan membeli seekor burung nuri. Ia akan menjadikannya mata-mata, karena burung nuri adalah burung yang sangat pintar dan selalu ingat apapun yang didengarnya. Dia menempatkannya di sebuah sangkar di dalam rumah untuk mengawasi tingkah laku istrinya.
Saat ia pulang dari bepergian, yang pertama dilakukannya adalah menanyai burung nurinya mengenai tingkah laku istrinya.
“Istri tuan memiliki seorang kekasih, yang mengunjungi setiap malam selam tuan tidak ada,” katanya.
Saudagar sangat marah mendengarnya. Ia lantas memanggil istrinya dan memukulinya.

Istri saudagar mengira bahwa salah satu pelayan telah mengadukan rahasianya kepada suaminya. Namun saat ia menanyai mereka, tak ada satupun yang mengakuinya. Salah seorang pelayan mengatakan bahwa ia mendengar burung nuri tuannya yang membocorkan rahasia tersebut.
Pada kesempatan lain, saudagar itu harus kembali pergi ke luar kota. Kali ini si istri memanggil tiga orang pembantunya. Yang seorang diperintahkannya untuk menggosok batu api sepanjang malam di bawah kandang burung nuri, seorang lagi disuruhnya untuk menyiramkan air dari atas kandang si burung, dan yang terakhir disuruhnya untuk memasang papan di sekeliling kandangnya sehingga ia tidak bisa melihat apapun.
Saudagar segera menginterogasi burng nurinya sekembalinya ia dari bepergian.
“Oh tuan,” katanya. “Aku tidak bisa melihat apapun selain gelap dan petir, dan hanya mendengar bunyi guntur dan suara hujan sepanjang malam.”
“Apa maksudmu? Tidak mungkin ada hujan di musim panas,” kata saudagar.
Burung nuri itu bersumpah atas nama Alloh bahwa ia mengatakan yang sebenarnya. Tapi saudagar itu tidak percaya dan dengan marah membanting burung nurinya hingga tewas.

Tapi beberapa waktu kemudian, seorang pelayannya menceritakan hal yang sebenarnya. Awalnya dia tidak mau mempercayainya sampai ia melihat dengan mata kepalanya sendiri istrinya berselingkuh dengan pria lain. Saudagar yang marah, menghunus pedangnya dan membunuh keduanya.
Kini ia menyesal telah meragukan kesaksian burung nurinya dan menyesal telah membunuhnya. Namun apa daya semua telah terlanjur. Burung nurinya tidak mungkin kembali lagi.
Sang Wezir, setelah mendengar cerita raja Yunan berkata, ”Oh rajaku yang agung, apakah maksud tuan dengan menceritakan kisah itu? Apakah tuan berpikir bahwa aku berencana untuk memusuhimu? Tidak, tidak, tuan! Sebaliknya aku memberikan informasi ini karena rasa cintaku kepada tuan dan khawatir dia akan mencuri kebahagiaan tuan. Jika perkataanku tidak benar maka hukumlah aku, seperti raja yang menghukum Wezirnya.”
“Siapakah mereka?” tanya raja.

Dan sang Wezir menjawab….
-------
 
Bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar

 

YhuLiz BLog's (Yulistyanda Sandi) Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting