Setelah lima belas tahun berlalu, dan putra hamba yang tampan itu
telahtumbuh besar, tibalah saatnya hamba untuk pergi berdagang bersama
seorang saudagar besar. Pada saat itu, sepupu hamba yang sekarang telah
berubah menjadi kijang ini, telah menguasai ilmu sihir yang ternyata
telah dipelajarinya sejak ia masih kecil.
Seiring dengan kepergian hamba, dengan kemampuan yang dimilikinya,sepupu
hamba ini menyihir putra hamba menjadi seekor anak sapi, sedangkan
istri hamba yang kedua disihir menjadi seekor sapi betina. Sepupu hamba
yang jahat ini kemudian menyerahkan anak dan istri hamba yang telah dia
sihir itukepada seorang peternak.
Ketika hamba kembali dari perniagaan, hamba bertanya kepada sepupuhamba
ke mana gerangan perginya anak istri hamba. Sepupu hamba ini men- jawab
bahwa istri hamba telah meninggal dunia, sedangkan putra hamba pergi
entah ke mana. Sepupu hamba ini berkata bahwa dia tidak mengetahuike
mana perginya putra hamba.
Setahun penuh hamba tinggal sendirian di rumah. Hamba hanya bisa
ber-sedih sampai akhirnya tibalah hari raya kurban. Karena hamba berniat
untuk berkurban, maka hamba memesan seekor sapi betina yang gemuk
kepadaseorang penjual sapi. Penjual sapi itu kemudian datang dengan
membawa seekor sapi yang gemuk. Sungguh hamba tidak mengetahui bahwa
sebenarnya sapi itu adalah istri kedua hamba sendiri yang telah disihir
oleh istri hambayang pertama.
Ketika hamba tengah bersiap-siap untuk menyembelih sapi itu, dan pisau
pemotong yang akan hamba gunakan juga telah hamba hunuskan di depan sapi
betina yang telah dibaringkan, tiba-tiba sapi betina yang hamba beli
itu menangis tersedu-sedu. Karena tak tega, hamba akhirnya menolak untuk
menyembelihsapi itu dan meminta agar si penjual sapi saja yang
menyembelihnya. Penjualsapi itu menyanggupi dan langsung menyembelih
sapi betina yang tidak lainadalah istri hamba sendiri.
Penyembelihan selesai. Aneh. Tak ada daging atau lemak yang dapat
hambaambil dari sapi itu. Yang ada hanya kulit dan tulang. Sambil
menyesali pilihanhamba, kulit dan tulang sapi itu hamba berikan begitu
saja kepada si penjualsapi dan hamba kembali memesan untuk dibawakan
seekor anak sapi yanggemuk. Penjual sapi itu kembali memenuhi pesanan
hamba, dan tak lama diatelah membawa seekor anak sapi yang tidak lain
adalah putra hamba yangtelah disihir oleh istri hamba ini.
Ketika anak sapi itu melihat hamba, anak sapi itu menangis. Melihat
halitu, hamba lagi-lagi menjadi tidak tega untuk menyembelihnya. Hamba
pun berkata kepada si penjual sapi, "Bawakanlah untukku seekor sapi
betina yanglain."
Tanpa terasa, pagi telah tiba. Syahrazad menghentikan kisahnya.
"Duhai, indah nian cerita yang kakak sampaikan," Dunyazad memuji kakaknya.
"Baiklah, jika memang kau suka, kakak akan ceritakan kelanjutan kisah
ini nantimalam. Itu pun kalau Raja Syahrayar berkenan memberi kesempatan
kepada kakakmu ini untuk hidup satu malam lagi agar kakak dapat
melanjutkan cerita kakak tadi," jawab Syahrazad.
Mendengar perkataan itu Raja Syahrayar hanya bergumam di dalam hati,
"Demi Allah, tak mungkin kubunuh gadis ini sebelum kudengar kelanjutan
kisah yang di-ceritakannya itu."
Demikianlah, malam pertama berlalu dengan aman dan damai. Raja Syahrayar
yang kejam keluar menuju ruang utama istana. Di luar ruangan, tampak
menterinya
telah menunggu sambil membawa sehelai kain kafan yang dipersiapkan untuk mengubur
putrinya. Ketika bertemu menterinya itu, Raja Syahrayar hanya diam, sedangkan sang
menteri tak berani berkata apa-apa dan hanya menelan keheranan yang dirasakannya.
Raja Syahrayar berlalu, masuk ke dalam istananya.
bersambung...
Rabu, 09 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar