Rabu, 09 Oktober 2013

Kisah Pedagang dan Jin - Bagian 3

Diposting oleh Unknown di 00.00
Setelah lima belas tahun berlalu, dan putra hamba yang tampan itu telahtumbuh besar, tibalah saatnya hamba untuk pergi berdagang bersama seorang saudagar besar. Pada saat itu, sepupu hamba yang sekarang telah berubah menjadi kijang ini, telah menguasai ilmu sihir yang ternyata telah dipelajarinya sejak ia masih kecil.

Seiring dengan kepergian hamba, dengan kemampuan yang dimilikinya,sepupu hamba ini menyihir putra hamba menjadi seekor anak sapi, sedangkan istri hamba yang kedua disihir menjadi seekor sapi betina. Sepupu hamba yang jahat ini kemudian menyerahkan anak dan istri hamba yang telah dia sihir itukepada seorang peternak.

Ketika hamba kembali dari perniagaan, hamba bertanya kepada sepupuhamba ke mana gerangan perginya anak istri hamba. Sepupu hamba ini men- jawab bahwa istri hamba telah meninggal dunia, sedangkan putra hamba pergi entah ke mana. Sepupu hamba ini berkata bahwa dia tidak mengetahuike mana perginya putra hamba.

Setahun penuh hamba tinggal sendirian di rumah. Hamba hanya bisa ber-sedih sampai akhirnya tibalah hari raya kurban. Karena hamba berniat untuk berkurban, maka hamba memesan seekor sapi betina yang gemuk kepadaseorang penjual sapi. Penjual sapi itu kemudian datang dengan membawa seekor sapi yang gemuk. Sungguh hamba tidak mengetahui bahwa sebenarnya sapi itu adalah istri kedua hamba sendiri yang telah disihir oleh istri hambayang pertama.

Ketika hamba tengah bersiap-siap untuk menyembelih sapi itu, dan pisau pemotong yang akan hamba gunakan juga telah hamba hunuskan di depan sapi betina yang telah dibaringkan, tiba-tiba sapi betina yang hamba beli itu menangis tersedu-sedu. Karena tak tega, hamba akhirnya menolak untuk menyembelihsapi itu dan meminta agar si penjual sapi saja yang menyembelihnya. Penjualsapi itu menyanggupi dan langsung menyembelih sapi betina yang tidak lainadalah istri hamba sendiri.

Penyembelihan selesai. Aneh. Tak ada daging atau lemak yang dapat hambaambil dari sapi itu. Yang ada hanya kulit dan tulang. Sambil menyesali pilihanhamba, kulit dan tulang sapi itu hamba berikan begitu saja kepada si penjualsapi dan hamba kembali memesan untuk dibawakan seekor anak sapi yanggemuk. Penjual sapi itu kembali memenuhi pesanan hamba, dan tak lama diatelah membawa seekor anak sapi yang tidak lain adalah putra hamba yangtelah disihir oleh istri hamba ini.

Ketika anak sapi itu melihat hamba, anak sapi itu menangis. Melihat halitu, hamba lagi-lagi menjadi tidak tega untuk menyembelihnya. Hamba pun berkata kepada si penjual sapi, "Bawakanlah untukku seekor sapi betina yanglain."

Tanpa terasa, pagi telah tiba. Syahrazad menghentikan kisahnya.

"Duhai, indah nian cerita yang kakak sampaikan," Dunyazad memuji kakaknya.

"Baiklah, jika memang kau suka, kakak akan ceritakan kelanjutan kisah ini nantimalam. Itu pun kalau Raja Syahrayar berkenan memberi kesempatan kepada kakakmu ini untuk hidup satu malam lagi agar kakak dapat melanjutkan cerita kakak tadi," jawab Syahrazad.

Mendengar perkataan itu Raja Syahrayar hanya bergumam di dalam hati, "Demi Allah, tak mungkin kubunuh gadis ini sebelum kudengar kelanjutan kisah yang di-ceritakannya itu."

Demikianlah, malam pertama berlalu dengan aman dan damai. Raja Syahrayar yang kejam keluar menuju ruang utama istana. Di luar ruangan, tampak menterinya
telah menunggu sambil membawa sehelai kain kafan yang dipersiapkan untuk mengubur
putrinya. Ketika bertemu menterinya itu, Raja Syahrayar hanya diam, sedangkan sang
menteri tak berani berkata apa-apa dan hanya menelan keheranan yang dirasakannya.
Raja Syahrayar berlalu, masuk ke dalam istananya.

bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar

 

YhuLiz BLog's (Yulistyanda Sandi) Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting