Kisah 1001 Malam
Seorang
Nelayan miskin menemukan sebuah botol perunggu dari dalam laut. Ketika
ia membuka sumbatnya keluarlah Jin yang sangat besar. Jin itu bukannya
mengucapkan terima kasih karena telah dibebaskan, tetapi malah ingin
membunuh Nelayan. Apa yang terjadi kemudian?
Bagian Kesatu
“Wahai engkau yang merajai kegelapan malam dan kematian. Hindarkan aku dari rencana jahatmu, karena Alloh akan meridhoi kerja kerasku!”
Dia melepaskan bangkai binatang itu dari jalanya dan kembali ke tepi pantai.
Ia harus memperbaiki dulu jalanya yang robek di sana sini. Lalu dengan mengucap Bismillah, nelayan itu kembali menebarkan jalanya. Lagi-lagi jalanya terasa berat ketika ditarik. Bahkan lebih berat dari sebelumnya. “Mungkin banyak ikan yang tertangkap,” pikirnya. Maka ia mengikatkan tali jalanya di tiang dan dia pun kembali menyelam. Tapi apa daya, ternyata jalanya hanya berisi keranjang yang sudah penuh dengan lumpur. Ia kembali mengeluh:
“Duhai benar-benar buruk nasibku!
Wahai nasib buruk, pergilah! Atau setidaknya ringankanlah!
Bukankah aku tidak pernah meminta lebih?
Aku hanya mencari sedikit rizki, tapi yang kudapati hanyalah rasa letih.
Tapi aku salah mengeluh padamu, karena membuat orang menjadi sengsara adalah kesenanganmu.
Orang yang baik kau buat menderita sementara orang-orang jahat yang tidak memiliki kebaikan kau muliakan.”
Sedetik kemudian nelayan itu menyesali perkataannya dan sambil membersihkan jaringnya dia memohon ampun atas ketidaksabarannya. Masih dengan sedikit marah, nelayan itu menebarkan jalanya untuk ketiga kalinya namun yang didapatinya hanyalah setumpuk kulit kerang, batu dan lumpur. Bayangkan betapa sedih dan marahnya sang nelayan, karena hingga waktu Dzuhur tiba, belum satu pun ikan yang ia dapatkan.
Ia kemudian membersihkan badannya, berwudhu dan melaksanakna sholat Dzuhur. Kemudian ia menengadahkan wajahnya ke langit, berdoa: “Ya Alloh, Engkau pasti tahu bahwa aku hanya menebarkan jalaku 4 kali setiap melaut, dan kini hanya tinggal lemparanku yang terakhir. Hamba berharap ya Alloh, berilah hamba pertolongan dari kebaikan lautmu, seperti Engkau telah memberikan kebaikan kepada nabi Musa AS. Bismillah!”
Selesai berdoa, Nelayan kembali melemparkan jalanya dan dengan penuh harap menanti hingga airnya tidak lagi beriak. Lagi-lagi jalanya terasa berat sehingga ia harus kembali meyelam untuk membebaskannya. Tidak ada satu ekor ikan pun yang tertangkap oleh jalanya, namun ia menemukan sebuah botol tembaga berwarna keemasan tersangkut di dalamnya. Botol itu sepertinya penuh berisi sesuatu, karena terasa berat saat diangkat. Saat diteliti botol tersebut tertutup dan terkunci dengan seal yang rapat.
“Lumayanlah, kalau aku jual di toko tembaga, harganya bisa sampai 10 keping emas,” pikirnya. “Uangnya bisa aku pakai untuk membeli makanan.”
0 komentar:
Posting Komentar