Rabu, 09 Oktober 2013

Kisah Pedagang Dan Jin - Bagian 4

Diposting oleh Unknown di 00.17
Malam kembali datang. Syahrazad, Dunyazad, dan Raja Syahrayar telah duduk di satu meja.
"Ayo kak, lanjutkan cerita kakak yang kemarin," Dunyazad tarnpak tak sabar mengatakan itu kepada kakaknya.
"Baik, akan tetapi aku baru akan melanjutkan ceritaku atas izin dari baginda raja," jawab Syahrazad.
"Lanjutkan ceritamu," ujar Raja Syahrayar.
Syahrazad pun melanjutkan kisahnya.
Ketika si kakek tua melihat tangisan anak sapi yang dibelinya, muncul rasa iba di dalam hatinya. la lalu berkata kepada penjual sapi, "Peliharalah sapi ini bersama hewan peliharaanmu yang lain."
Jin yang mendengar kisah itu terkejut. Kemudian kakek tua pemilik kijang itu melanjutkan ceritanya,  "Semua kejadian itu terjadi di depan mata istri hamba. Dan dia terus mendesak hamba agar anak sapi itu disembelih saja, karena anak sapi itu gemuk dan untuk menyembelihnya sebenarnya tidak terlalu sulit. Istri hamba itu lalu meminta agar penjual sapi itu mengambil anak sapi yang hamba pesan.
Pada  keesokan harinya,  ketika hamba  sedang duduk -duduk di rumah ,
datanglah si penjual sapi seraya bertanya, "Tuan, apakan Tuan mengizinkan saya
untuk menyampaikan sesuatu hal yang pasti akan membuat tuan senang ?'"
"Tentu," jawab hamba.
Si penjual sapi itu lalu memulai ceritanya, "Saya memiliki seorang putri
yang mempelajari ilmu sihir sejak kecil. Kemarin, ketika tuan meminta saya
membawa  pulang  anak  sapi  yang  tuan  pesan,  saya  membawa  sapi  itu  ke
hadapan putri saya itu. Anehnya, ketika putri saya melihat anak sapi itu, putri
saya menundukkan wajahnya. Dia menangis sebentar dan kemudian tertawa.
Dengan wajah merona karena malu, putri saya berkata kepada saya,  'Ayah,
mengapa  ayah  membuatku  malu  dengan membawa  seorang pemuda  asing
ke hadapanku .' Saya heran bukan kepalang dengan perkataan putri saya itu
dan bertanya padanya di mana pemuda yang dia maksud, dan mengapa dia
menangis lalu  tertawa.  Putri saya lalu memberitahu bahwa  anak sapi yang
saya bawa itu sebenarnya adalah anak tuan yang telah disihir bersama ibunya
oleh istri pertama ayahnya. Hal itulah yang membuatnya tertawa. Sedangkan
hal yang membuat dia menangis adalah kejadian tragis yang menimpa ibu si
sapi yang harus tewas di tangan ayahnya sendiri yang menyembelihnya. Tak
sabar rasanya saya menunggu pagi datang untuk segera memberi tahu tuan
tentang perkara ini."
"Wahai Paduka Raja Jin, ketika hamba mendengar penuturan si penjual
sapi itu, hamba langsung pergi bersama si penjual sapi itu ke rumahnya. Pikiran
hamba melayang-melayang karena kegembiraan yang meluap . Sesampainya
hamba di rumah si penjual sapi, putri si penjual sapi langsung menyambut
kedatangan hamba. Dia mencium tangan hamba, sementara putra hamba yang
berwujud anak sapi langsung menempelkan kepalanya ke tubuh hamba."
"Benar,  anak  sapi  itu  memang  putra  Tuan,"  ujar  putri  penjual  sapi itu  kepada  hamba .  Hamba  lalu  berkata  padanya ,  "Nak ,  jika  kau  dapat menyelamatkan putraku, aku akan memberikan harta dan hewan ternak yang banyak  kepadamu ."
Putri penjual sapi itu hanya tersenyum, kemudian ia berkata, "Tuan, saya tidak bersedia menerima semua pemberian Tuan kecuali dengan dua syarat. Syarat pertama, Tuan harus bersedia menikahkan saya dengan putra Tuan. Dan syarat yang kedua, izinkan saya untuk menyihir dan memenjarakan orang yang telah menyihir putra Tuan, karena jika tidak demikian, saya khawatir orang itu akan berbuat jahat kepada saya."
"Wahai  Paduka  Raja Jin,  ketika  hamba  mendengar  penuturan  putri  si
penjual sapi itu, hamba  pun berkata  padanya , 'Baik, aku  akan memberikan
kepadamu harta yang banyak dan aku halalkan darah istri  pertamaku yang
jahat itu'."
Setelah  putri  si  penjual  sapi  itu  mendengar  perkataan hamba,  dia  lalu mengambil cangkir yang diisinya dengan air sampai penuh. Setelah merapalkan mantera, putri penjual sapi itu menyiramkan air mantera itu ke tubuh putra hamba yang masih berwujud anak sapi seraya berseru,  "Jika Allah memang menciptakanmu sebagai seekor sapi,  tetaplah kau  sebagai sapi. Akan tetapi jika  engkau  adalah  seekor  sapi  hasil  perbuatan  sihir,  kembalilah ke  wujud asalmu dengan izin Allah!"
Setelah putri si penjual sapi itu selesai mengucapkan doa, tiba-tiba anak sapi itu berubah menjadi manusia. Hamba pun langsung memeluk putra hamba yang telah berubah wujud.
"Demi Allah, ceritakan pada ayah semua yang diperbuat oleh ibu tirimu terhadap dirimu dan ibumu," kata hamba .
Panjang lebar putra hamba menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya dan ibunya.
Seusai  mendengar penuturan  putra hamba,  hamba berkata  kepadanya,
"Wahai putraku , sebenarnya ketetapan Allah-lah yang telah menyelamatkan-
mu."
"Wahai Paduka Raja Jin, setelah itu hamba pun menikahkan putra hamba
dengan putri si penjual sapi. Sedangkan istri pertama hamba yang jahat telah
diubah wujudnya menjadi seekor kijang yang sekarang hamba bawa ini. Setelah
peristiwa itu, hamba berjalan ke tempat ini dan tanpa sengaja, bertemu dengan
orang-orang ini. Hamba memang berniat untuk tetap di sini karena hamba
ingin melihat gerangan apakah yang akan terjadi. Demikian cerita hamba."
Raja Jin  itu  lalu  berkata,  "Sungguh  ceritamu  tadi  adalah  cerita  yang menakjubkan. Oleh sebab itu, aku gugurkan sepertiga dari hukumanku terhadap pedagang kaya yang telah membunuh anakku itu."


Setelah  mendengar ucapan jin itu,  kakek tua  yang membawa dua  ekor
anjing  pemburu  berdiri  dan berkata  kepada  sang jin,  "Wahai  Paduka  Raja
Jin,  ketahuilah bahwasanya  kedua  anjing yang hamba bawa  ini  sebenarnya
adalah saudara kandung hamba

0 komentar:

Posting Komentar

 

YhuLiz BLog's (Yulistyanda Sandi) Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting